Presentasi Sebelum Pamer Karya

Presentasi Sebelum Pamer Karya
by

Salah satu langkah penting dalam Student’s Creativity Week (SCW) ke 37 adalah presentasi tentang produk yang akan dipamerkan. Siswa berlatih presentasi.

Bulan September 2025 , SMA Bina Putera kembali menggelar Student’s Creativity Week (SCW). Event kali ini adalah yang ke-37. Artinya telah 37 semester, atau 18 tahun kami menyelenggarakan event semacam ini setiap semester. Event kali ini adalah yang pertama di tahun ke-19. Berarti kami telah melakukannya sejak tahun 2007, tahun keempat kami melayani pendidikan menengah.

SCW adalah kegiatan pembelajaran berbasis projek yang kami tujukan agar siswa dapat menerapkan ilmu yang diperolehnya dalam praktik di kehidupan nyata. Pembelajaran projek ini tidak baku. Boleh Project Based Learning (PjBL), Problem Based Learning (PBL), atau Product Based Learning. Kerap kami juga mengembangkan menjadi Daily Activity Based Learning. Bebas saja. Bahkan ketika pemerintah memasukkan projek ke dalam kurikulum, dengan fokus Projek penguatan karakter (P5), kami hanya menambahkan aspek penilaiannya saja.

Bagi kami pembelajaran berbasis projek adalah sebuah keharusan agar siswa mampu mempraktikkan ilmu yang diperolehnya di dalam mata pelajaran. Ketika membuat tape ketan, mereka bisa membuktikan thermokia (eksoterm). Ketika membuat tempe mereka bisa membuktikan pertumbuhan kapang. Ketika dalam kehidupan sehari-hari mereka membantu orang tua di sawah, mereka belajar tentang pupuk, tentang jenis padi, tentang produktivitas, tentang olah lahan, dan banyak hal. Jadi bagi kami, pembelajaran projek bukan karena tuntutan kebijakan kurikulum, melainkan kebutuhan kami untuk membekali anak dengan keterampilan hidup yang terkoneksi dengan substansi mata pelajaran yang dipejari di kelas.

Tahapan projek tentu kami kembangkan terus. Kali dari 25 kelompok siswa, dipimpin oleh “manajer” mereka harus mempresentasikan setiap produknya di depan penguji. Kebetulan tema kali ini adalah produk bioteknologi. Muncullah aneka produk berbasis bio. Ada yang membuat inovasi tempe dari aneka kacang, kombucha, dan banyak lagi produk fermentasi. Kerap kali produknya kurang “wah” tapi tidak masalah, karena pengalaman bagi murid adalah guru yang terbaik.

Setiap kelompok harus berani tampil memaparkan proses produksinya, keunggulannya, masa simpan, dan banyak lagi. Yang kami nilai sih: keberanian tampil, kemampuan komunikasi dan kebenaran dari kegiatan yang mereka lakukan. Misalnya siapa yang dalam kelompok cuma bicara, tapi tidak bekerja, atau cuma ikut numpang nama saja, dan siapa yang benar-benar menikmati projeknya. Dari kegiatan ini kami jadi lebih tahu karakter murid dan mendorong mereka ke arah yang sesuai.

Siapa pengujinya? Para guru secara acak bisa menguji. Kadang siswa harus berhadapan dengan kepala sekolah, atau bahkan ketua lembaga. Tidak bisa dipastikan sebelumnya. Dari presentasi ini mereka akan mendapat masukan, dan memperbaiki produknya sebelum dipamerkan. Setelah presentasi mereka diberi waktu untuk memperbaiki dan menyiapkan data rinci mengenai biaya yang dihabiskan, kendala, dan peluang pengembangan ke depannya.

Dari kegiatan ke-37 ini banyak hal yang harus diperbaiki kembali. Meskipun sudah lama berlangsung, tapi murid yang mengerjakan adalah murid baru. Bagi kelas X, ini adalah kesempatan pertama. Mereka dapat belajar memperbaiki di event selanjutnya di semester genap 2025-2026 di Bulan Maret-April 2026. /as

Share

Sekolah Menengah Atas yang mengusung pembelajaran dari pengalaman hidup nyata yang dipraktekkan dalam keseharian.

Recommended Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *