Komitmen Tingkatkan Kualitas Pembelajaran

Komitmen Tingkatkan Kualitas Pembelajaran
by

Pada semester ini, kami berkomitmen mengimplementasikan apa yang kami rencanakan. Ditandatangani unsur lembaga, kepala sekolah dan guru. Pengawas pun menyaksikan.

Gagal merencanakan, sama saja dengan merencanakan kegagalan. Demikian kata pepatah. Pepatah ini seolah menjadi prinsip bagi kami di SMA Bina Putera. Sekuat tenaga kami mengerahkan kemampuan untuk membuat rencana pembelajaran agar kami bisa memiliki pedoman dalam melayani anak. Tidak selamanya rencana itu dapat diterapkan. Kadangkala di perjalanan banyak hal yang berubah. Tidak mengapa, karena bagi kami merencakanan adalah sebuah bukti bahwa kami memiliki niat tulus.

Maka, setiap awal semester, kami bersama-sama mengadakan riungan sederhana untuk sekedar berbincang apa yang akan kita lakukan di semester ini untuk anak-anak, murid kami. Biasanya acaranya sederhana saja, tapi kami set seperti kegiatan besar. Bukan apa, sekedar menjadi ajang berlatih mengadakan sebuah event yang serius. Kadang, lagu Indonesia Raya pun kami nyanyikan lengkap, 3 stanza.

Dalam kegiatannya dilakukan rileks saja. Intinya kami menyusun rencana yang mudah, praktis dan yang penting akan kami gunakan ketika pembelajaran. Bukan hanya sebagai benda mati yang ditunjukkan ketika ada yang ingin melihatnya. Rencana Pembelajaran kami namai Lesson Plan, supaya beda saja. Tapi intinya, kami tahu secara regulasi disebut sebagai Rencana Pembelajaran yang isinya, minimal memuat Tujuan pembelajaran, langkah pembelajaran dan asesmen. Tiga hal ini sudah semacam pakem sesuai teori Understanding by Design atau Backward Design. Yang menjadi inti dalam pembelajaran adalah tentukan tujuan yaitu kompetensi apa yang harus dikuasai murid, lalu tentukan bagaimana murid mencapai kemampuan tersebut melalui pembelajaran yang didesain guru, lalu tentukan bagaimana mengukur ketercapaian kompetensi murid (asesmen). Selebihnya apa materi ajarnya, dan apa media yang digunakan, itu tergantung situasi dan kondisi di kelas.

Dalam Workshop awal semester kali ini, kami menambahkan satu sesi di mana semua guru membubuhkan tandatangan komitmen untuk implementasi Lesson Plan tersebut. Kendati demikian Lesson Plan tersebut merupakan naskah hidup yang harus terus disesuaikan dalam perjalanannya. Beruntung, kami mendapatkan perhatian besar dari pengawas Bapak Abdul Somad yang sangat meangapresiasi langkah kami tersebut. “Kegiatan ini merupakan rutinitas tata kelola pembelajaran yang kami lakukan, sebagai bentuk tanggungjawab kami,” ungkap Dirjo, kepala SMA Bina Putera.

Hal yang sama disampaikan ketua LPPSDM Bina Putera Utama, lembaga penyelenggara sekolah yang mendukung upaya para guru untuk membiasakan hal baik, bukan karena tuntutan semata melainkan karena kesadaran pribadi untuk memberikan layanan kepada murid. “Buat Lesson Plan yang dirancang untuk digunakan, bukan untuk disimpan,” ujar Akhmad Supriyatna, ketua lembaga. “Tidak perlu khawatir keliru, karena Lesson Plan adalah naskah hidup yang harus diperbaiki,” jelasnya.

Dalam penguatannya, Pengawas menyampaikan apresiasi dan mengajak bapak ibu guru untuk memberikan pembelajaran yang berkesadaran, bermakna dan menggembirakan, sesuai prinsip deep learning yang kini menjadi kebijakan pemerintah. /as.

Share

Sekolah Menengah Atas yang mengusung pembelajaran dari pengalaman hidup nyata yang dipraktekkan dalam keseharian.

Recommended Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *